Soko Berita

Jadi Pusat Perayaan Waisak 2025, Momentum Candi Borobudur Perkuat Ekonomi dan Pariwisata

Kembali menjadi magnet spiritual perayaan puncak Hari Tri Suci Waisak, Borobudur memang ruang bertemunya budaya,nilai spiritual, historis, dan kemanusiaan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
09 Mei 2025
<p>Candi Borobudur kembali menjadi pusat perayaan puncak Hari Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025. (Dok. InJourney)</p>

Candi Borobudur kembali menjadi pusat perayaan puncak Hari Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025. (Dok. InJourney)

SOKOGURU, JAKARTA- Pada puncak perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE/2025 yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025,  pengunjung tidak diizinkan naik ke struktur candi, dan pelataran akan ditutup pukul 12.00 WIB.

Sementara bagi wisatawan yang ingin menonton pelepasan lampion diingatka untun membeli tiket secara daring, dan tribun disediakan di area gerbang Kalpataru.

Demikian informasi yang disampaikan Direktur InJourney Destination Management, Febrina Intan, dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Jumat, 9 Mei. 

Baca juga: Sudah Dirayakan Sejak 1929 di Indonesia, Inilah! Tujuh Fakta Unik Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Dengan mengusung tema Borobudur Enlightened in Harmony, lanjutnya, mau merefleksikan nilai universal dari Waisak.

“Momen Waisak diharapkan bisa memperkuat posisi Borobudur sebagai simbol perdamaian dan kerukunan umat manusia,” jelasnya.

Wisatawan mancanegara diperkirakan menyumbang 12% dari total pengunjung, naik dari 10% pada 2024.

Untuk menjamin kenyamanan, lebih dari 300 personel keamanan dan medis dikerahkan, termasuk empat ambulans.

Baca juga: Sambut Waisak 2025, Borobudur Jadi Tempat Wisata Spiritual dan Budaya yang Ramah Semua Kalangan

Kampung Seni Borobudur, imbuh Febrina,  menjadi pintu masuk utama, dengan jalur pedestrian sepanjang 10–15 menit menuju lokasi peribadatan.

Program side event ‘Unveiling Borobudur’ menawarkan perjalanan spiritual selama tiga hari dua malam, termasuk Mindful Walking Pradaksina.

Pasar Medang kembali hadir dengan 60 UMKM lokal, menyajikan kuliner khas, kerajinan, dan pertunjukan seni budaya.

“Pasar Medang di Waisak tahun ini mengajak pengunjung untuk menemukan jejak kearifan lama, hangatnya sapa, aroma rempah, dan cahaya dari hati yang saling menyinari,” ujar penyelenggara.

Baca juga: ASDP Siap Kawal Mobilitas Masyarakat dalam Libur Panjang Waisak 2025

Waisak juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal, melibatkan lebih dari 1.900 pelaku UMKM dan 1.000 tenaga kerja.

Hunian hotel dan homestay di sekitar Borobudur bahkan sudah penuh dua hari menjelang puncak Waisak.

“Secara keseluruhan, diharapkan kehadiran Candi Borobudur dapat memberikan multiplier effect pada perekonomian daerah dengan melibatkan UMKM setempat untuk mencapai pertumbuhan tahunan lebih dari 4,7%,” tambah Febrina.

Menurutnya, Waisak di Borobudur bukan hanya perwujudan nilai-nilai Buddhis dalam praktik kehidupan nyata tetapi menciptakan ruang pertemuan antara spiritual dan aksi sosial, antara sakralitas dan kemanusiaan yang berdampak nyata,” pungkasnya

 

Magnet spiritual 

Candi Borobudur  kembali menjadi magnet spiritual dalam perayaan puncak Hari Tri Suci Waisak.

Ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru Indonesia akan berkumpul di situs warisan dunia tersebut untuk mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama: Kelahiran, pencerahan, dan wafatnya (parinibbana).

Momentum itu menjadi ajakan bagi umat untuk memperkuat nilai-nilai welas asih, pengendalian diri, dan kebajikan demi kebaikan masyarakat, lingkungan, dan dunia.

Peringatan Waisak tahun ini mengusung tema Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia, sejalan dengan Asta Program Prioritas Menteri Agama yang berfokus pada penguatan kerukunan, kemanusiaan, serta pelayanan keagamaan yang berdampak luas.

Pembimbing Masyarakat Buddha Kementerian Agama Jawa Tengah, Karbono,menegaskan, Waisak seharusnya menjadi lebih dari sekadar perayaan religius.

“Mari kita hadirkan perwujudan nilai-nilai Buddhis dalam praktik kehidupan nyata, menciptakan ruang pertemuan antara nilai spiritual dengan aksi sosial, antara sakralitas dan kemanusiaan.

Melalui pendekatan itu, ujarnya, Waisak bukan hanya dirayakan secara ritualistik, tetapi menjadi sumber transformasi nyata untuk memberi manfaat bagi umat dan masyarakat luas.

Bhikkhu Dhammavuddho Thera juga mengingatkan pentingnya kedamaian dan kerukunan melalui ajaran Saraniya Dhamma Sutta yang mengandung enam prinsip kehidupan.

“Makna spiritual dari perayaan Waisak di kawasan Candi Borobudur tidak hanya berakar pada ritual atau seremonial semata, tetapi mencakup penghayatan mendalam terhadap ajaran Buddha yang menyentuh dimensi batin, kesadaran, dan tujuan hidup manusia,” katanya.

Di sisi lain, Wiwit Kasiyati dari Sub Koordinator Museum dan Cagar Budaya Borobudur menyebut Borobudur sebagai ruang kontemplasi lintas iman dan budaya.

“Mari kita maknai Borobudur secara lebih luas sebagai ruang budaya yang aktif, tempat berbagai nilai spiritual, historis, dan kemanusiaan bertemu,” jelasnya.

Rangkaian acara Waisak Nasional 2569 BE/2025 dimulai sejak 4 Mei 2025 dan memuncak pada 12 Mei 2025.

Wakil Ketua Panitia, Karuna Murdaya, menyebutkan sejumlah agenda seperti karya bakti di Taman Makam Pahlawan, pengobatan gratis bagi 8.000 orang, pengambilan Api Dharma dan Air Berkah, ritual di Candi Mendut, serta Kirab Waisak dari Mendut ke Borobudur.

“Rangkaian perayaan Waisak 2025 ini diharapkan menjadi kegiatan yang memiliki nilai spiritual serta sosial dengan dilakukannya pengobatan gratis yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar serta memperkuat semangat kebersamaan dalam keragaman,” jelasnya. 

Salah satu momen yang paling ditunggu adalah pelepasan 2.569 lampion dalam Festival Lampion “Light of Peace 2025”.

Ketua panitia, Fatmawati, mengimbau peserta berpakaian putih sopan untuk menghormati kesakralan acara.

“Di bawah cahaya bulan dan kilauan ribuan lampion, menjadi momentum untuk merenung dan merasakan kedamaian sejati lahir dari dalam diri,” katanya.

Selain itu, pertunjukan drone show kolaborasi MBMI dan Drone Show Indonesia menambah kemeriahan, menggambarkan perjalanan spiritual Sang Buddha.

Perayaan juga diramaikan oleh kedatangan 36 Bhikkhu Thudong dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia yang menempuh perjalanan 2.763 km sejak Februari.

Ketua Panitia Thudong 2025, Kevin Wu, menyebut perjalanan ini menyatukan umat lintas agama.

“Semoga semangat Thudong bisa terus membara, membakar semangat kita untuk menjaga perdamaian dan toleransi,” ujarnya.

Maya Watono, Direktur Utama InJourney  menyatakan komitmen perusahaan dalam mendukung perayaan ini agar berlangsung lancar dan berdampak nyata.

“Candi Borobudur bukan semata hanya warisan budaya, namun juga merupakan pusat spiritualitas dunia yang inklusif,” ungkapnya. (SG-1)